tidak ada jeda dalam berduka

Zury Muliandari
2 min readApr 17, 2024

--

Photo by Geoffroy Hauwen on Unsplash

— pelan dan dalam. kau menyebut kehilangan seperti mengingat sahabat kecil. kau sematkan nama yang indah untuk situasi terperih. kau memaknai islam sebagai keagungan dalam berserah. air mata memberimu kekuatan untuk mengetuk pintu langit. sekali lagi, berkali-kali. kau tak melawan dan tak kuasa melawan.

I’m overwhelmed, I’m over it
It’s too cold here anyway

— kau mengagumi segala bentuk penerimaan. sebab itu kau berdoa agar senantiasa arif melakukannya. menerima takdir baik dan takdir buruk. menerima kepulangan dan kepergian. menerima kebimbangan dan keyakinan. hingga menerima; penolakan.

Back to Alonica
Where the sun is out all the time
My favorite beach is there
And the sand, it stretches for miles

— kau pernah ingin percaya tentang gagasan ‘tumbuh bersama’. kau bahkan sepenuhnya meyakinkan diri; rasa takut akan kalah dengan cinta.

Singing la-di-di-di-da

— fatalnya kau lupa bahwa tidak pernah ada jeda dalam masa berduka.

And slowly dancing ’til the morning comes
I feel most at home when I’m back in Alonica

— kau tahu hatimu luas dan cukup bagi lautan maaf. meski kedukaan kerap dibatasi dengan kerinduan. yang mengekang ikhlas. yang menyempitkan waktu. yang membuatmu hanya ingin di sini. sendiri, menatap lembut wajah kesunyian. tanpa menghakimi atau dihakimi (sekalipun oleh kenyataan).

Darling, I have finally settled in
The water’s perfect for a midnight swim
It’s paradise, the stars and I
Are catching up like old friends
My heart is learning how to love again

— intuisimu selalu tepat. dengarkan lebih santun. lebih jujur. lebih dekat. semoga lekas bersauh, tenangmu.

If God is really out there somewhere
This must be his other home

--

--

Zury Muliandari

Perihal pekerjaanku; menjadi penulis untuk kantor di kepalamu | Mari terhubung, IG: @zu.ryyy