Sepuluh Penutup
1. hari ini saya terbangun bersama pagi yang nuansanya biasa saja, sungguh tidak seperti latar novel dengan kilau mentari jatuh memanja di kelopak mata.
2. uniknya, begitu terjaga, saya tidak lagi ingin hilang dari dunia. ini aneh, tapi akhirnya terjadi juga dalam hidup saya.
3. roti bakar selai coklat buatan mama masih jadi sarapan yang saya suka, dan sangat saya syukuri tiap gigitannya. "ngga kebayang kalo sekarang lagi di kosan, bangun pagi mana ada beginian"
4. saya juga ikut tertawa saat melihat adik kecil saya menari-nari di ruang tv, menonton video "Nusa-Rara" sambil menghafal nama-nama bulan hijriah dengan nyanyian yang mulai akrab diingatannya.
5. lalu saya tersenyum kala jam makan siang datang menyapa, mengetuk memori saya bahwa hari ini seorang teman akan merilis buku digitalnya.
6. benar saja, senyum itu tidak mau berhenti tergambar di wajah saya. saya benar-benar kagum dengan seluruh pertunjukan aksara yang meriah sekaligus hening, di sana.
7. ini salah satu bagian favorit saya;
sadness is a crayon:
hold it in a skillful,
dry hand and then stroke
the spots and surfaces you want.
8. setelah itu aktivitas saya kembali sibuk di aplikasi whatsapp. bertukar pesan dengan seseorang yang jauh itu, yang hari ini sedang (setengah) semangat untuk hidup produktif. saya senang dia mulai mengarsipkan "simpanannya" jadi lebih rapi. saya senang dia menyukai satu hal yang sangat saya cintai selain puisi; fotografi.
9. sayangnya, dua orang sahabat saya tadi memiliki hari yang buruk. mereka bertengkar karena salah satu diantaranya terlalu sering berbuat ingkar. semoga dengan berjarak tak membuat mereka lupa bahwa kesempatan untuk kembali bertegur sapa masih selalu mereka punya, asal ego dan gengsi tak diajak ikut serta.
10. setelah sekian lama, ayah saya sholat lagi!! padahal yang saya ingat, lebaran tahun lalu adalah kali terakhir ia melakukannya. ini sangat .... nggataulah, bingung. saya seneng liat doa saya jadi nyata. mungkin malam ini saya akan nangis sebentar, untuk beberapa hal yang masih terasa sesak di dada. dan beberapa hal lain yang perlahan mencipta lega.
terima kasih, duaribuduapuluh❤
terima kasih juga, yusmar abdillah , RN Nabila , Andani
dan siapapun yang sudah berkenan membaca rangkaian tulisan ini sejak awal, terima kasih …