Zury Muliandari
2 min readApr 16, 2021

sepertinya saya ingat memiliki akun medium hanya ketika kepala saya sedang minta dipecahkan namun ternyata masih tahan banting untuk hancur.

saya cuma bingung. bingung kenapa rantai itu terlalu panjang. eh tidak, ia tidak panjang. ia pendek tapi melingkar, dan mengikat saya dengan gembok kesedihan. lingkaran setan! atau belenggu? seperti judul lagu terbaru milik amigdala yang membaca liriknya saja membuat saya hampir gila.

tetapi berdasarkan teori psikologi individual Alfred Adler yang saya pahami dari buku-buku pengembangan diri paling laris di pasaran, ini bukan semata-mata kesedihan saya. ini adalah kesedihan mereka yang bahkan tidak perlu mendapat iba dari saya. manusia, secara individual katanya memiliki otoritas untuk tidak bertanggung jawab atas setiap emosi yang berpotensi melemahkan dirinya atau menjebak kepada perasaan inferior.

namun bagaimana jika emosi tersebut secara berkelanjutan menghantui saya karena situasi dan kondisi yang tak dapat dihindari? sudah. saya sudah berusaha mengubah emosi negatif itu menjadi energi positif. memaknai dari berbagai sudut pandang, memaafkan masa lalu, menerima takdir yang tak pernah sempurna, juga tidak berekspektasi banyak pada masa depan. tapi saya tau selalu ada ribuan tapi bagi kesedihan ini.

kadang saya hanya ingin bertanya dan memiliki jawaban, kadang saya hanya ingin menangis dan tidur pulas setelahnya. kadang saya hanya ingin jadi cenayang, mengetahui apa saja yang dipikirkan ibu saat ia memilih bertahan.

nyatanya saya nggakbisa apa-apa. saya cuma penonton. saya cuma pendendam dalam diam. saya cuma penggemar ibu dalam doa. berharap tuhan selalu mengasihi dan mengganti air matanya dengan hadiah luar biasa di surga. tidak, saya tidak sedang membenci ayah. saya tidak lagi punya gairah bahkan untuk menghakimi siapa yang salah. saya ingin ikhlas.

Zury Muliandari
Zury Muliandari

Written by Zury Muliandari

Perihal pekerjaanku; menjadi penulis untuk kantor di kepalamu | Mari terhubung, IG: @zu.ryyy

No responses yet