Lestantya R. Baskoro : Akurasi Penulisan Adalah Mahkota Untuk Wartawan

Zury Muliandari
2 min readJul 29, 2019

--

Great News, Jakarta. Reporter : Zury Muliandari

Rabu, 17 Juli 2019 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Uhamka memfasilitasi mahasiswanya yang mengambil program studi Ilmu Komunikasi Peminatan Jurnalistik, mengadakan pelatihan terkait Jurnalisme Konflik Sosial bekerjasama dengan Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS).

“Yang pertama harus kalian pahami adalah, bahwasanya wartawan merupakan profesi yang membawa visi kemanusiaan. Untuk itu lakukanlah hal-hal yang setidaknya bisa mewakili kebahagiaan banyak orang.” Jelas Priyambodo selaku perwakilan dari LPDS yang membuka kegiatan pelatihan.

Pada kesempatan itu terdapat beberapa materi yang diberikan, diantaranya “Apa dan Bagaimana Hukum Pers dan UU ITE dalam Perspektif Konflik Sosial” oleh Hendrayana, lalu “Konflik Sosial dalam Peta Berita dan Data” yang disampaikan oleh Priyambodo RH, dan “Bagaimana Cara Menuangkan Gagasan Yang Keren Dalam Jurnalisme Damai” oleh Lestantya R. Baskoro. Pelatihan tersebut juga banyak membahas mengenai jurnalisme daring yang sangat bergantung pada kepekaan wartawan yang dituntut harus adil sejak dalam pikiran.

“Hari ini, konflik sosial tidak lagi begitu ditakuti. Tetapi konflik pemikiran, menjadi salah satu yang paling disegani. Dan konflik-konflik yang sedemikian banyak terjadi pada masyarakat itu, ujungnya bernasib di pena kalian. Wartawan dengan tulisannya merupakan kekuatan terbesar yang dapat digunakan untuk menyampaikan gagasan pada pilihan menghancurkan atau menyelamatkan dunia.” Kalimat yang disampaikan oleh Hendrayana ini menjadi salah satu pesan menggelitik di telinga.

Dalam durasi materi yang cukup panjang yakni mulai pukul 09.00–15.00 WIB, kegiatan pelatihan banyak diisi dengan dialog bersama mahasiswa yang mulai mengkritisi profesi masa depan mereka. Pada sesi tanya jawab, salah seorang mahasiswa bertanya mengenai tanggapan akibat maraknya penyebaran hoax dan berita bohong yang ikut menjadi pemicu panasnya konflik sosial.

Lestantya R. Baskoro, pemateri yang menyampaikan topik Jurnalisme Damai menjawab pertanyaan tersebut dengan potongan kutipan sebagai berikut, “Menurut dewan pers, saat ini ada sekitar 43 ribu media online. Dan yang sudah terverifikasi baru sekitar tujuh ratusan saja, sementara yang lainnya belum diketahui legalitasnya. Terlalu banyak jumlah media yang beredar tanpa izin tersebut menjadi salah satu indikator mewabahnya hoax yang sulit dikendalikan. Tetapi kamu sebagai calon pekerja yang akan berkecempung dalam dunia tersebut, bisa meredam problematika ini dengan kesadaranmu bahwa akurasi penulisan adalah mahkota untuk wartawan. Maka, jagalah martabat tersebut dan sembuhkan penyakit-penyakit kebohongan dengan kompetensi dan kejujuran.”

Pelatihan yang juga dihadiri oleh kalangan Dosen Uhamka dan jajaran penting Universitas itu mendapat apresiasi dan respon baik. Bahkan kegiatan seperti ini akan terus diiniasi untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai dunia jurnalistik agar tidak hanya bersumber dari bahan ajar di kampus melainkan juga perlu mendalami realitas yang dialami praktisi di lapangan.

(UAS Mata Kuliah Jurnalisme Daring)

--

--

Zury Muliandari
Zury Muliandari

Written by Zury Muliandari

Perihal pekerjaanku; menjadi penulis untuk kantor di kepalamu | Mari terhubung, IG: @zu.ryyy

No responses yet