Konvergensi Media dan Napak Tilasnya
Beropini mengenai kovergensi media berarti belajar memahami suatu fenomena dari kemegahan teknologi yang memiliki dampak luar biasa pada peradaban masyarakat saat ini. Adanya konvergensi media telah banyak meniadakan aktivitas konservatif yang ‘ruwet’ dalam penyebaran informasi menjadi kegiatan super simpel nan digemari. Namun tetap saja, kehadiran kovergensi media tak pernah lepas dari beragam kritik dan kontroversi.
Pada beberapa literatur yang saya baca, dijelaskan bahwa penelitian-penelitian tentang konvergensi media belum banyak dilakukan, namun beberapa penelitian mengenai konvergensi seperti yang dilakukan oleh rekan-rekan di Aliansi Jurnalis Independen telah menerbitkan laporan mengenai pers dan institusi media di Indonesia (misalnya AJI, 2009, laporan yang diterbitkan) setiap tahun. Tiap laporan menunjukkan perhatian spesifik terkait praktik kebebasan pers dari sudut pandang para pekerja media. Laporan AJI menyediakan pandangan yang beragam mengenai sejumlah bahaya yang dihadapi kalangan pers, umumnya berupa kasus pencemaran nama baik. Sementara itu, penelitian lain yang membantu adalah sejumlah laporan mengenai konvergensi dan penggunaan Internet, yang ditulis oleh Mastel (Masyarakat Telematika) dan Freedom House (2011). Laporan tersebut mengandung data mutakhir yang memberi informasi mengenai tren teknologi informasi dan komunikasi terkini dan perkembangannya di Indonesia.
Maka berdasarkan berbagai referensi dan pengamatan yang telah dilakukan, berikut ini adalah masing-masing 3 dampak baik dan buruk konvergensi media versi saya :
· Dampak Baik
1. Konvergensi media mencerminkan keunggulan teknologi yang telah dimanfaatkan secara global. Dampak ini kemudian menjadi bukti bahwa teknologi hadir sebagai suatu sistem yang berusaha memudahkan pekerjaan manusia. Pemanfaatan ini pula menunjukkan keterbukaan dari pemikiran suatu kelompok masyarakat yang tidak lagi membatasi pengetahuannya dari arus perubahan dan siap menerima berbagai informasi untuk meningkatkan kualitas serta aktualisasi diri mereka.
2. Kovergensi media mengingatkan para jurnalis untuk selalu menjadi pembelajar sejati. Realita ini telah menyiratkan sebuah pesan, bahwa jika saja kepiawan seorang wartawan hanya berkutat pada keelokan tulisan, maka eksistensinya akan segera tergantikan. Dampak dari konvergensi media menunut kompentensi jurnalis tidak hanya mahir menulis, melainkan juga pandai dalam mengolah gambar maupun video yang menjadi paket utama dalam penyajian sebuah berita. Hal ini tentu saja menjadi tuntutan sekaligus pembelajaran agar para jurnalis selalu mau dan mampu meluaskan ilmu serta keterampilannya sesuai dengan kebutuhan zaman.
3. Konvergensi media meningkatkan peluang pendapatan iklan para pengusaha media, karena kecanggihan teknologi telah memungkinkan kegiatan berinvestasi dalam informasi. Akses yang mudah dijangkau oleh jutaan orang merupakan suatu ladang untuk menanam uang. Maka hal ini menjadi lahan subur bagi para pengusaha dalam memasarkan produk/jasa mereka. Bahkan tak jarang kita jumpai beberapa berita maupun artikel di media daring ikut disponsori oleh beragam iklan dengan royalti fantastis. Maka, kehadiran kovergensi media juga merupakan bagian dari marketplace yang strategis dalam berbisnis.
· Dampak Buruk
1. Mewabahnya berita hoax. Tentu sudah menjadi rahasia umum jika poin yang satu ini adalah dampak paling berbahaya dari konvergensi media. Karakter khas dari konvergensi media yang cepat, aktual, dan clickbait telah menjadi indikasi dalam penyebaran hoax atau berita bohong. Kecepatan yang menuntut para jurnalis kadang melalaikan mereka dalam hal verifikasi sehingga berita yang dimuat banyak cacatnya. Sementara itu, judul berita yang diharuskan seksi dan menarik kadang justru menjadi pemantik pembaca untuk singgah pada laman informasi yang salah. Ditambah lagi banyak sekali media daring yang kini eksis tanpa terlebih dahulu mengantongi perizinan dari Dewan Pers. Citizen journalism yang semakin ramai di sosial media pun jadi pemicu utama wabah hoax begitu cepat tersebar dan menjangkit pamahaman keliru di masyakarat, khususnya bagi mereka yang awam.
2. Media konvensional mengalami penurunan drastis dan terpaksa gulung tikar. Beberapa media cetak yang terdampak buruk akibat konvergensi ini hingga menghentikan edarannya yakni Sinar Harapan, Jakarta Globe, Koran Tempo Minggu, Harian Bola, Majalah Trax, Jurnal Nasional dan masih banyak lagi deretan nama lainnya.
3. Kecanduan gadget. Kovergensi media tidak hanya mengubah pola industri informasi dan ekonomi, tetapi juga mengubah gaya hidup serta pola pikir masyarakat. Mudahnya akses informasi telah membuat individu bergantung dengan teknologi hingga beberapa yang tak mampu membetengi dirinya akan terdampak buruk karena merusak manajemen waktu dalam menggunakan gadget yang tak lagi menentu.
Begitu kira-kira beberapa dampak yang sangat lazim saya amati terjadi dalam perkembangan konvergensi media. Tetapi jika ingin sedikit mengulas pengalaman pribadi, saya memiliki kesan yang cukup baik dari kemajuan teknologi informasi ini. Konvergensi media telah memudahkan saya (generasi muda) untuk lebih dekat dengan beragam isu dan berita karena aksesnya yang mudah dan terdapat beragam pilihan media yang bisa menjadi referensi sesuai dengan karakter masing-masing warganet. Melihat saat ini begitu banyak media yang mengusung tema anak muda, tentu saja merupakan kemajuan yang patut membuat kita berbangga. Hanya saja, tetap harus bijak dan kritis dalam menggunakannya adalah kunci agar informasi yang tepat selalu dapat ditemui dengan hangat.
Terima kasih.
…
(Diunggah untuk memenuhi tugas mata kuliah Produksi Media Online)