Zury Muliandari
1 min readMay 13, 2018

Puisiku ingin rebah di pundakmu sebentar
Mengistirahatkan kata-kata yang kehilangan tanda baca
Tak punya arti, tak punya lagi definisi

Puisiku, sama seperti debar yang sekarang memudar
Entah sebab aku terlalu menciptanya dengan keras kepala
Atau karena kamu yang sejak awal memang; 'biasa saja' dalam membacanya

Puisiku, merindukan majas yang pernah membuatnya cantik
Merindukan rima yang pernah membuatnya tenang
Merindukan kamu, yang pernah membuatnya begitu puitis

Kamu pergi dalam setiap kata-kata yang belum tuntas membentuk kalimat
Kamu pergi dalam puisi, yang belum sempat aku puisikan
Kamu pergi untuk sebuah kehadiran, yang bahkan belum pernah terjadi
Kamu pergi, dalam sebuah 'ada' yang seperti 'terpaksa'

Sekat-sekat antara kita memotong tiap koma dan menghapus satu persatu titik pada beberapa puisi yang tertunda

Ku kira perasaanmu akan lebih panjang dari tulisan ini
Tetapi aku mengerti, sesuatu yang singkat pun mesti sangat disyukuri

Terimakasih,
Aku tak akan lagi memintamu agar tidak pergi

Karena sepertinya puisiku memang diserahkan kepada pembaca yang tak bisa kumiliki, kamu misalnya.

Zury Muliandari
Zury Muliandari

Written by Zury Muliandari

Perihal pekerjaanku; menjadi penulis untuk kantor di kepalamu | Mari terhubung, IG: @zu.ryyy

Responses (2)