Ekspektasi

Zury Muliandari
1 min readNov 22, 2020

--

Sebentar, kepalaku sedang memutar satu lagu milik musisi asal Bandung, The Poem’s Fabriek. Begini liriknya:

puan,
kemana kelana jua kau tuju?
mencari arti waktu yang fana tak menentu
susuri lorong resah nan gelap merayu
terjebak di antara ruang pandora waktu

ter
je
bak
di
an
ta
ra
ru
ang
pan
dora
wa
ktu

waktu?

waktu itu desember 2019, ia adalah puan yang sangat kelaparan karena setahun sudah jiwanya lupa diberi makan.

lalu berharap januari datang sebagai pelayan. ramah, anggun dan sopan, persis wajah malaikat penunda kematian.

tapi februari terlanjur canggung dengan segala macam kejutan. padahal pada bulan itu ia lahir, serta beberapa kali disuguhkan kue tart kesayangan. rupanya, kandungan manis berlebih tak buat ia tidur kekenyangan.

maret, ekspektasi perih di tenggorokan.

puan yang gila makan harus diam. bibirnya sariawan tak bisa telan pedas pemberitaan. hanya dilahapnya angin, bersama tiupan omong kosong yang dingin.

april-mei-juni-juli; perutnya keroncongan, lagi.

agustus, pengunjung bertamu. sesaat hadir tawarkan bumbu. mungkin itu jenis masakan baru, aroma hingga bentuknya pikat lara menyeruak ke seluruh indera.

"ini yang kau mau?"
"bukan"
"lalu apa?"
"realita"
"meski pahit?"
"iya"

peduli apa? jiwanya mesti terisi walau penuh riuhan caci.

september-sampai kini, harapan muntah. satu yang masih; doa.semoga ia terjaga.

puan,
ke sini kemari mendekat selalu
kan kuruntuhkan semua hasrat membelenggu
berlari menari kita menggoda waktu
ah, bersamamu

Tulisan ini adalah bagian dari proyek menulis bersama yusmar abdillah , RN Nabila dan Andani

--

--

Zury Muliandari
Zury Muliandari

Written by Zury Muliandari

Perihal pekerjaanku; menjadi penulis untuk kantor di kepalamu | Mari terhubung, IG: @zu.ryyy

No responses yet