Dimensi tanya #ketiga : atraksi hidup penuh kejutan

Zury Muliandari
5 min readMay 2, 2020

--

1.

Esok Niskala berulang tahun ke-19. Perayaan yang akan menyadarkannya bahwa ia bukanlah seorang peri kecil menggemaskan karena memakai rok tutu berwarna merah jambu. Rambutnya pun tak lagi dikepang dua seperti dulu, mahkota itu kini dibiarkan terurai anggun menyentuh siku.

2.

Namun bagi sang bunda yang saat ini tak di sampingnya, Niskala tetaplah representasi paling manis dari gadis cantik yang merelakan hatinya terkikis.

3.

Pukul dua belas malam, ia meniup lilin sendirian.

4.

Sejak 9 tahun lalu — hingga detik ini, Niskala adalah seorang anak penyintas kekerasan dengan trauma mendalam. Ayahnya terbunuh saat pisau yang hendak ditancapkan ke punggung ibunda malah berbalik ke perutnya. Saat itu Niskala hanya mampu menangis sambil berteriak tatkala melihat darah membasahi sekujur tubuh pria dewasa yang fasih dipanggilnya Ayah. Dan hari itu juga merupakan kali terakhir ia memeluk bunda, sebelum perempuan yang telah melahirkan gadis tersebut berangkat untuk jadi tenaga kerja wanita ke Praha, kota kecil di tengah Bohemia yang membelah sungai Vltava pada wilayah Timur Eropa.

5.

Niskala kemudian tinggal berdua bersama kakeknya di Jakarta.

6.

Hari-hari Niskala berjalan seperti alunan musik tanpa tangga nada. Menit-menit dilewatinya dengan kesedihan yang menggigit. Tak ada ciuman bunda di keningnya sebelum ia berangkat sekolah, tak ada pelukan ayah menjelang tidur saat seharian dirinya lelah. Yang ada hanya nasihat kakek, agar Niskala terus tumbuh jadi perempuan tangguh.

7.

Tak ada yang tahu, selama bertahun-tahun pula ia menderita maldapative daydreaming. Yakni sebuah kebiasaan melamun berlebihan. Kebiasaan ini membuat Niskala memiliki semesta khayalan dengan karakter manusia yang diciptakannya. Karakter yang tak pernah mengisi hidup gadis itu pada dunia nyata. Ya, Niskala punya dua orang tua baru di kepalanya. Bersama mereka, Niskala membuat ceritanya sendiri dengan teramat bahagia. Karena hal ini juga, gadis itu sering tertawa, menangis, bahkan berbicara sendiri saat berjam-jam mengurung diri di kamarnya.

8.

Tetapi Niskala tidak gila. Maldapative daydreaming berbeda dengan gangguan mental lain atau seperti skizofrenia. Ia selalu sadar bahwa orangtua yang dijumpai dalam istana buatannya sekadar halusinasi semata. Karena ia mengimani imajinasi, hanya sebagai manifestasi dari kebebasan pikiran yang terlampau takut pada kenyataan. Namun kebiasaan ini telah menghambat kemampuannya dalam beradaptasi sehari-hari, Niskala lebih nyaman berada di dunia khayalan daripada bermain dengan teman-teman seusia.

9.

Jauh di relung hatinya, Niskala hanya merindukan sebuah keluarga.

10.

Yang lebih mengerikan, setiap malam ia juga mengidap semacam kelainan yang paramedis sebut Exploding Head Syndrome atau ledakan bom dalam kepala. Mungkin sekilas istilah ini terlihat seperti adegan pada film horor, tetapi Niskala betul-betul mengalaminya. Sebuah suara keras selalu membangunkan Niskala dari tidur. Suara itu sangat mengejutkan hingga ia harus menanggung panik saat menyadari bahwa tidak ada satu hal pun yang menyebabkan kebisingan, karena semua suara itu hanya terdengar dari dalam kepalanya.

11.

Hal-hal pedih yang dirasakan itu akhirnya menjadi alasan kuat mengapa Niskala lebih suka tenggelam dalam lamunannya meski ia tahu dunianya tidak berada di sana.

12.

Niskala berlari pada jalan-jalan kecil yang membawanya ke danau besar. Di ujung danau itu telah duduk kedua orangtuanya pada kursi kayu yang memanjang. Niskala selalu berlari dengan lebih kencang ke arah danau hanya untuk memeluk dua orang terkasihnya itu, lalu hangat berada di tengah keduanya. Niskala merasa seperti sedang berada pada negeri dongeng yang di sekelilingnya terdapat pohon-pohon dengan buah warna-warni. Kemudian sang Ayah menggendongnya memetik buah-buahan itu. Lalu bunda tersenyum melihat tawa Niskala merekah bahagia. Begitu saja, dan seterusnya begitu.

13.

Di usia 19 tahun ini, ia baru saja menamatkan bangku SMA. Agak terlambat karena gadis itu sempat putus sekolah ketika kematian sang Ayah begitu mendadak dan membuat segalanya jadi berantakan. Sekarang, Niskala muak dengan Jakarta. Ingin sekali gadis itu menyusul bunda sekaligus melanjutkan studinya. Namun ia masih tak tega jika harus meninggalkan sang kakek yang selama ini telah menemaninya harus hidup sendirian di masa tua.

14.

Tetapi hidup adalah hidup, dan gadis itu telah mempertaruhkan banyak hal di hidupnya. Hingga beberapa bulan kemudian, Niskala tiba di negeri Ceko dan lekas menempuh perjalanan ke Praha.

15.

Setelah sembilan tahun, akhirnya Niskala memeluk bunda dalam dekapan yang nyata. Sungguh dua perempuan itu tak henti saling membulatkan bekas air mata pada masing-masing baju mereka.

16.

Selain menatap lekat mata bunda, Niskala masih terkesima dengan pemandangan yang ditemuinya di Praha, kota cantik yang sembunyi di benua Eropa.

17.

Tatapannya lurus mengikuti arah jarum jam astronomi yang terpajang mewah di balai kota. Ia seperti masuk ke entah bagian waktu belahan bumi mana. Mungkin bagi Niskala kejutan ini hadir dengan begitu tergesa-gesa.

18.

Saat itu, festival musim semi Praha sedang digelar. Sangat tepat dengan bulan kedatangannya memulai studi, yaitu Mei yang menjelang awal Juni. Seluruh penjuru kota pun seketika berisi gema musik dari berbagai sudut. Dari live di kapal pesiar dan sejumlah bar, choir di gereja-gereja tua, hingga dari musisi jalanan yang beraksi di Charles Bridge dan sekitar Old Town Square. Sungguh apa yang dirasakan sekarang jelas berbanding terbalik dengan kehidupannya di Jakrarta yang entah berapa musim kehilangan tangga nada.

19.

Praha benar-benar memiliki banyak hal yang membuat decak kagum tak henti berdetak pada jantung Niskala. Bagaimana tidak, dari Charles Bridge yang riuh dengan alunan musik, matanya juga langsung bisa menikmati pemandangan Kastil Praha yang merupakan kastil terbesar di dunia.

20.

Gadis itu menapak pada jalanan yang terbuat dari batu-batu besar, barisan menara yang dilapisi dinding kusam membentuk memori seperti sebuah benteng pada kerajaan masa lampau. Sementara di dalam kastil, Niskala menemukan banyak sekali bangunan sejarah bekas abad pertengahan, museum, dan galeri seni yang jadi pusat kekayaan Republik Ceko dengan arsitekturnya yang merupakan perpaduan antara gaya Gotik, Romawi, Baroque, dan Renaisans. Kastil ini pula sempat menjadi rumah bagi raja-raja Bohemia dan kaisar Romawi selama lebih dari seribu tahun.

21.

“You may say I’m a Dreamer, but I’m not the only one”, itulah penggalan lirik lagu yang menjadi salah satu dari ribuan tulisan dan grafiti yang menghiasi tembok John Lennon pada sisi lain kota Praha. Lirik tersebut juga seakan meruntuhkan segala penderitaan Niskala selama bertahun-tahun lamanya hidup dalam khayalan semata. Air mata di pipi Niskala panas saat membaca lirik itu berulangkali. Kastil yang selama ini hanya ada dalam kepalanya kini benar-benar ia pandangi dalam realita, bersama ibunda tercinta.

22.

source : google

Letna Park adalah salah satu taman terindah yang mengakhiri perjalanannya hari ini. Niskala masih tak bosan menikmati keindahan bangunan khas kota Praha yang megah, jajaran pohon, dan langit yang berwarna keemasan karena sebentar lagi matahari akan terbenam. Di bangku kayu yang persis dalam khayalannya, ia duduk berdua dengan bunda. Menjawab satu pertanyaan yang sejak kecil terus menghantuinya, “Kapan mimpiku memeluk bunda di istana megah menjadi nyata?”

image from gugel and my imagination, hehe

Ternyata benar kata Dee, “Semua pertanyaan selalu berpasangan dengan jawaban. Untuk keduanya bertemu, yang dibutuhkan cuma waktu”

#fiksiminizury

--

--

Zury Muliandari
Zury Muliandari

Written by Zury Muliandari

Perihal pekerjaanku; menjadi penulis untuk kantor di kepalamu | Mari terhubung, IG: @zu.ryyy

No responses yet