Dimensi tanya #kedelapan : sarkasme yang sakarepmu
bagaimana?
sudah hampir selesai ya perayaan hari buku nasionalnya? seharian penuh saya melihat banyak sekali akun penggiat literasi di instagram yang mengunggah foto buku-buku intelek dengan kepsyen inspiratif untuk mengajak orang-orang lebih giat membaca, dan tentu saya tersenyum mengamatinya :)
tetapi tidak ada, tidak begitu. tidak perlu.
percuma, sudah saya bilang, mengajakmu ke bioskop lebih mudah daripada mengajakmu ke perpustakaan.
jadi, masih perlukah sebuah perayaan untuk hari buku di negara yang bahkan masih sangat nyaman dengan rangking terendahnya?
nah, lebih baik kau memang tidak usah membaca. karena :
kalau kau tetap melakukannya, nanti kau tidak bisa lagi memandang orang lain hanya dari 'sebelah mata’. sebab efek samping membaca, kau jadi mudah memaklumi jutaan sudut pandang manusia yang berbeda. nggak seru kan? ntar yang berantem dan adu mulut, siapa?
jangan membaca, nanti kau akan lebih banyak mendengar diskusi dari dalam dirimu sendiri dan lupa untuk sibuk lagi mengurusi perbincangan orang lain.
jangan membaca, nanti kau akan tahu banyak hal dan terpaksa jadi gemar berbagi pengetahuan. nanti yang egois dan serakah, jadi tugas siapa?
jangan membaca, nanti pikiranmu jadi luas, tak hanya tentang Jakarta dan sekitarnya. maka kau akan malu ketika memahami bagaimana penduduk dunia melanggengkan nilai-nilai baik pada peradaban mereka.
jangan membaca, nanti kau jadi menyesal karena selama hidupmu ternyata tak pernah benar-benar mengerti tentang apa-apa.
eh kan sudah kubilang jangan,
tetapi kenapa masih baca sampai kalimat ini?
💙