catatan ego

Zury Muliandari
1 min readOct 10, 2023

--

kalut saya memanjang dari januari hingga kuartal empat, tahun ini.

atau tanpa saya sadari, ia sudah melekat dalam diri sejak masa remaja bahkan kanak-kanak. betapa hidup dalam kebencian bukan hanya menyiksa pikiran tetapi juga memperburuk kesehatan.

Photo by Soroush Zargar on Unsplash

kian hari saya bertarung dengan argumen sendiri. melawan hati yang berubah-ubah.

tiap pembelaan hadir untuk benarkan rasa benci. padahal maaf sudah diujung lidah, namun tetap ada ego yang enggan kalah.

sampai kini saya berhadapan dengan angka; 50. ia sudah paruh baya dan belum berdamai dengan anak perempuannya.

saya tidak bisa — memaafkan kesalahan itu.

tapi jauh dalam naluri, ada bahasa kasih yang ingin saya sampaikan. ada cita-cita yang ingin saya ceritakan. ada lukanya, yang ingin saya sembuhkan.

meski luka saya entah bagaimana bentuknya. meski trauma saya entah bagaimana atasinya. meski takut saya entah bagaimana redamnya.

saya ingin berbakti, kepada mereka yang lahirkan saya ke dunia.

kepada ibu yang lengannya memeluk saya. kepada ayah yang lengannya memukul saya. kepada rumah yang memberi duka.

bila dewasa adalah perjalanan menemukan jalan pulang, maka sampai kapan?

--

--

Zury Muliandari
Zury Muliandari

Written by Zury Muliandari

Perihal pekerjaanku; menjadi penulis untuk kantor di kepalamu | Mari terhubung, IG: @zu.ryyy

Responses (1)