bukan sebuah ulasan

Zury Muliandari
2 min readJan 13, 2021

--

kau tahu persis jika belakangan ini aku sedang kehilangan minat untuk menulis. maka sekarang aku melakukannya, agar aku tidak benar-benar dihantui perasaan kehilangan.

haha, rupanya aku masih begitu takut berhadapan dengan segala macam bentuk kehilangan. mungkin sebab si 'kekosongan' memang agak menyeramkan, dan dia terlampau ahli merebut sisi kewarasan.

lantas bagaimana jika nanti aku kehilanganmu? bahkan sebelum sempat memiliki terlebih dahulu. hm, lupakan saja pertanyannya.

ngomong-ngomong, mendengarkan 16 bab dari sebuah novel tentu adalah pengalaman manis buatku. terima kasih, sudah mau membacakannya meski kelakuan sinyal kurasa sedikit menguji kesabaranmu, hehe.

terus, gimana? apakah kamu menyetujui pendapat Tom? apakah kamu juga percaya bahwa bahagia itu tidak ada? ah, tapi aku jadi ingat kata Kal, "Menjelaskan hal yang tak perlu dijelaskan hanya akan memperburuk keadaan. Hasilnya neraka." jadi simpan saja jawabannya, meski sungguh aku berharap kebahagiaan tak pernah berada jauh dari garis edarmu, dan kau harus selalu menemukan itu.

kemana ya mereka sekarang? apa Kal akan menyesal dengan keputusannya meninggalkan Katy Perry lalu ia bunuh diri? atau malah Tom meminangnya menjadi istri? entahlah. yang pasti, keduanya kini telah menetap di kepalaku. mereka akan menua jadi sekisah cerita fiksi dengan samar suaramu menambah hangat sepotong memori.

setidaknya dari novel itu aku meyakini jika dua orang payah memang bukanlah kombinasi yang buruk-buruk amat. dua orang payah yang sudah bosan dengan hidup dan babak belur dihajar masalah adalah spektrum warna terindah bagi jiwa-jiwa yang lelah. sepasang orang payah tentu terlihat lebih mudah untuk menyerah, namun mereka juga dianugerahi kemampuan untuk menerima keadaan dengan teramat tabah.
seperti celoteh Charlie Parker, manusia sangat tolol dan sering mengatasnamakan sudut pandang untuk cari aman. jadi anggaplah keyakinanku barusan merupakan salah satunya.

namun bukankah kau ingat jika tidak akan pernah ada hari yang buruk? yang ada hanyalah hari yang aneh. karena orang-orang payah sudah menyiapkan hari terburuk jauh sebelum hari itu tiba. jadi jika tiap kesedihan datang, ia hanya bagian dari keanehan, bukan keburukan. jadi jika nanti aku kehilanganmu, seharusnya itu bukan pula sesuatu yang buruk, walau perasaannya pastilah sedikit aneh.

ohiya, kapan-kapan kita harus ke bukit bintang dan main kartu kelana di sana! tak masalah kalau kau belum punya teleskop, meski dengan mata telanjang aku akan tetap senang melihat panorama langit malam. bagaimana menurutmu? bukankah itu ide yang bagus? hahah✌

sumber foto: dokumen pribadi seseorang

--

--

Zury Muliandari
Zury Muliandari

Written by Zury Muliandari

Perihal pekerjaanku; menjadi penulis untuk kantor di kepalamu | Mari terhubung, IG: @zu.ryyy

No responses yet