“apa yang paling menyedihkan saat mencintai seseorang?”
“tidak dicintai kembali”
“selain itu?”
“hm, apa ya?”
“lupa mencintai diri sendiri”
“apa karena kita terlalu mengingat banyak hal? sampai yang harus diingat malah jadinya lupa?”
“bisa jadi”
“emang kamu udah ngerasa cinta, sama diri kamu?”
“sedang, saya sedang cinta-cintanya”
“gimana caranya?”
“caranya apa?”
“jatuh cinta sama diri sendiri”
“ooh, mudah”
“masa sih?”
“iya .. sugesti itu nyata kok, dan kekuatan pikiran selalu keren hasil kerjanya”
“kasih tau ke saya, mantranya”
“ada lagu, judulnya Saudade. salah satu liriknya, gini; biarlah aku dikutuk dan engkau yang dirayakan”
“loh masa malah ngebiarin diri sendiri dikutuk, sih? itu namanya nggak cinta, tapi pasrah. kalau cinta itu harus diperjuangin, masa rela nggak dihargain?”
“kutuk diri kamu dengan cinta, dan biarin orang-orang ngerayain cinta mereka juga”
“hah? maksudnya?”
“hidup itu soal memperkaya sudut pandang, semakin kamu punya banyak perspektif, semakin mudah kamu jatuh cinta sama dirimu sendiri. karena kamu nggak akan terganggu lagi sama persepsi orang-orang yang mungkin berusaha ngebenci kamu. dikutuk atau terkutuk nggak selalu bermakna negatif. coba lihat dari sudut pandang yang lain, dari sisi yang lain”
“kalau nggak negatif, terus apa sisi positifnya?”
“tidak berdaya, itu hal positif. tandanya kamu lagi dikasih ruang untuk menghadirkan sesuatu. bisa jadi cinta, bisa jadi doa, bisa jadi malah ruang yang emang ada buat kamu syukuri aja, bukan buat diisi sama apa-apa dan siapa-siapa. tapi untuk menghadirkan kamu, dengan seutuh-utuhnya dirimu”
“lalu?”
“lalu, saat nanti kamu ngerasa kosong, hampa, susah jatuh cinta, yang jangankan sama orang lain, bahkan sama diri sendiri aja nggakbisa, sebenernya itu semesta lagi mau PDKT sama kamu. kamunya yang harus peka. kamu perlu sadar, kalau di dunia yang super luas dan rame ini, nyatanya kamu cuma punya diri kamu sendiri. orangtua? sahabat? temen-temen? pacar? tinggal tunggu waktunya aja mereka semua pamit pelan-pelan. akhirnya, kamu cuma punya kamu, yang harus kamu rawat, kamu jaga, sampe nanti tuhan bilang; cukup, sekarang giliran saya”
“aku cuma punya aku?”
“iya, gitu. tolong titip cinta ya, buat kamunya kamu”